Kitab Suci Kristen Protestan Dan Kristen Katolik

Kitab Suci Kristen Protestan Dan Kristen Katolik

Posted on 13 Desember 2013 by Admin

Kitab suci Katolik dan kitab suci Kristen Protestan memang ada perbedaan yang khas. Perbedaannya adalah pada jumlah kitabnya. Dalam Katolik ada 46 kitab Perjanjian Lama, sedangkan dalam Kristen Protestan hanya 39 kitab Perjanjian Lama. Sedangkan kitab Perjanjian Baru jumlahnya sama yakni 27 kitab. Ada 7 kitab yang diakui oleh Gereja Katolik sebagai kitab suci, sedangkan Kristen Protestan tidak mengakui 7 kitab tersebut sebagai kitab suci. Tujuh kitab itu sering disebut “Deuterokanonika”. Deuterokanonika berasal dari bahasa Yunani yang artinya “termasuk kanon kedua”, daftar yang kedua. Yang termasuk deuterokanonika adalah:

Sedangkan kitab Kejadian – Maleakhi disebut Protokanonika (kanon yang pertama) adalah sama-sama diakui oleh Katolik dan Kristen Protestan. Mengenai isi dan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia juga sama tidak ada bedanya, demikian juga dengan Perjanjian Baru.

Sehingga untuk membedakan dari segi sampul/kulit luarnya, Kitab Suci Katolik di sampulnya ditambahi tulisan Deuterokanonika, sering ditulis lengkap “Alkitab Deuterokanonika”, maksudnya Alkitab yang di dalamnya ada deuterokanonika.

Filed under: Katekese | Tagged: alkitab, Katolik, kitab suci, kristen protestan, perbedaan |

Mungkin banyak yang sudah tahu ya bahwa pada mulanya Katolik dan Protestan berasal dari satu agama yang sama. Sampai akhirnya terdapat suatu peristiwa yang dikenal dengan reformasi gereja yang mengakibatkan penganut Katolik terbagi menjadi dua, yaitu Katolik sendiri dan Protestan yang memisahkan diri. Sebelum kita mengetahui perbedaan antara Alkitab Katolik dan Protestan, ada baiknya kita memahami bagaimana sejarah kedua agama ini secara lebih detail.

Sejarah Terpisahnya Protestan dan Katolik

Sejarah terpisahnya Katolik dan Protestan diawali oleh keberanian seorang Martin Luther untuk mengkritik kebijakan gereja yang menurutnya mulai menyimpang. Martin adalah seorang tokoh sejarawan yang berkewarganegaraan Jerman. Di tengah-tengah perjalanan hidupnya, ia memutuskan untuk menjadi seorang biarawan di Biara Augustinian. Di sana dia merenungkan banyak hal, salah satunya mengenai konsep keselamatan. Setelah mempelajari banyak sumber teologis, dia menarik kesimpulan bahwa keselamatan diperoleh dari iman, bukan dari perantara siapapun.

Namun pada saat itu, banyak aturan-aturan gereja yang menurut Martin tidak sesuai dengan Alkitab, diantaranya :

Martin Luther menganggap bahwa sudah banyak kebijakan gereja yang tidak lurus. Dia kesal karena ajaran Alkitab dinodai oleh orang-orang yang egois dan haus akan kekuasaan. Terutama dalam hal pengampunan dosa. Sebagai bentuk aksi penolakan, Luther menempelkan 95 tesis di depan Gereja Wittenberg pada tahun 1517 yang berisi tentang ketidaksetujuannya terhadap surat pengampunan dosa. Menurutnya, kebijakan tersebut adalah hal yang korup dan tidak sesuai dengan Alkitab.

Luther meminta Kaisar Roma untuk mereformasi gereja, namun kaisar dan Paus Leo X menolak dan bahkan sangat marah kepada Luther hingga akhirnya terjadi konfrontasi yang memaksa Luther untuk bersembunyi di Kastil Wartburg. Di sana dia menerjemahkan Kitab Injil ke bahasa Jerman. Seiring perkembangan media cetak, ajaran dan pemahaman Luther pun semakin dikenal luas dan pengikut-pengikut Luther inilah yang sekarang dikenal dengan penganut Protestan.

Nah, setelah kita mengetahui gambaran singkat mengenai sejarah terpisahnya Katolik dan Protestan serta latar belakang reformasi gereja, kini kita akan beralih ke materi yang lebih dalam, yaitu tentang awal mulanya mengapa Katolik dan Protestan memiliki Alkitab yang berbeda.

Awal Mula Perbedaan Alkitab Katolik dan Protestan

Alkitab berasal dari bahasa Yunani, yaitu blibia yang berarti buku yang berasal dari Roh Kudus. Pada jaman gereja perdana, orang-orang Yahudi dan para Rasul memiliki kitab yang berbeda satu sama lain. Hal ini dikarenakan kitab-kitab masih berpencar, seperti Kitab  Markus hanya dipegang oleh Markus, Kitab Yohanes dipegang oleh Yohanes, dan lain sebagainya. Ketidakteraturan ini dianggap dapat mengakibatkan generasi-generasi Kristen selanjutnya merasa kesulitan dalam memahami ajaran dan menafsirkan isi dari kitab-kitab tersebut. Maka dari itu, dibentuk suatu upaya untuk mengumpulkan dan menyusun semua kitab menjadi satu.

Penyusunan kitab-kitab ini disebut kanonisasi, yaitu menentukan kanon/kitab yang akan masuk ke dalam Alkitab. Namun tentu saja, penyusunan ini tidak dilakukan dengan sembarangan. Ada pihak khusus yang diberi wewenang untuk melakukannya yaitu Magisterium Gereja. Dengan dibantu oleh Roh Kudus, mereka memilah-milah kitab mana yang akan menjadi Kitab Suci dan mana yang hanya merupakan karangan palsu. Upaya ini dilakukan dari abad pertama sampai abad keempat. Dan hasilnya, keluarlah 73 kitab yang menjadi Kitab Suci.

Terdapat sumber yang mengatakan bahwa setelah reformasi gereja, Martin Luther membuang tujuh kitab yang dianggap sebagai kitab aproika, yaitu kitab yang tidak dikenal. Sehingga Alkitab Protestan  saat ini menjadi 66 kitab.

Namun ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya Martin Luther tidak membuang tujuh kitab tersebut. Karena saat menerjemahkan Alkitab, Luther juga menerjemahkan tujuh kitab yang menurutnya adalah kitab aproika. Buktinya kitab-kitab ini masih terdapat pada cetakan dari King James version dan cetakan Kitab Suci pertama yang disebut sebagai GuttenbergBible.

Baru pada tahun 1825, Komite Edinburg dari the British Foreign Bible Society menghilangkan tujuh kitab yang dipandang sebagai kitab aproika. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa sebenarnya Martin Luther tidak membuang kitab-kitab itu, hanya saja dia memang cenderung memandang rendah kitab tersebut.

Dalam ajaran Katolik, tujuh kitab ini dinamakan Kitab Deuterokanonika. Pada Konsili Trente, Gereja Katolik kembali menetapkan Kitab Deuterokanonika sebagai Kitab Suci. Kitab Deuterokanonika ini terdiri dari Kitab Yudith, Kitab Tobit, Kitab Makabe I, Kitab Makabe II, Kitab Kebijaksanaan, Kitab Putera Sirakh, Kitab Baruch. Kitab-kitab inilah yang akhirnya menjadi perbedaan antara Alkitab Katolik dan Protestan. Karena umat Katolik menggunakannya sebagai Kitab Suci, sedangkan agama Protestan tidak mengakui ketujuh kitab tersebut. Dan ini juga alasan mengapa Alkitab umat Katolik lebih tebal dari Alkitab Protestan.

Setelah membahas sejarah perbedaan Alkitab Katolik dan Protestan, sekarang kita akan membahas mengenai argumentasi yang digunakan penganut Katolik dan Protestan mengapa masih menggunakan ataupun tidak mengakui Kitab Deuterokanonika. Dan kita akan mengetahui dari kedua sisi, berikut penjelasannya :

Alasan Katolik Menggunakan Kitab Deuterokanonika

Istilah dari Deuterokanonika sendiri memiliki arti yaitu sebagai kanon yang kedua, sedangkan kanon yang pertama disebut sebagai Protokanonika yang terdiri dari kitab Kejadian sampai Maleakhli. Kata Deuterokanonika mulai digunakan pada abad ke-16. Menurut agama Katolik, sebenarnya kitab ini merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian Lama. Bahkan dalam cetakan versi bahasa Inggris, kitab Deuterokanonika menjadi satu dengan Perjanjian Lama. Hanya saja dalam versi bahasa Indonesia, Deuterokanonika dan Perjanjian Lama dibuat terpisah. Pemisahan dilakukan untuk membedakan Perjanjian Lama Katolik dan Perjanjian Lama Protestan, dimana sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Protestan tidak menggunakan Kitab Deuterokanonika.

Alasan Mengapa Protestan Tidak Mengakui Kitab Deuterokanonika

Semoga yang membaca artikel ini dapat bertambah pengetahuannya tentang bagaimana perbedaan kitab suci agama Katolik dan Kristen Protestan..

Ayooo jangan lupa baca kitab suci ya teman-teman… kalian juga bisa baca via online lho di

https://www.imankatolik.or.id/alkitab.php

MENGENAL apa perbedaan Kristen Protestan, Katolik dan ortodoks merupakan denominasi terbesar.

Dalam sejarah gereja, ada dua perpecahan terbesar umat Kristiani. Perpecahan pertama adalah Skisma Besar tahun 1054 yang memisahkan Katolik dan Ortodoks. Selanjutnya terjadi pada tahun 1517 yang mengarah ke gereja Protestan.

Meski ketiganya menyembah Kristus, tetapi ada perbedaan dalam hal keyakinan, praktik keagamaan, dan struktur gerejawi.

Berikut mengenal apa perbedaan Kristen Protestan, Katolik, dan Ortodok dilansir dari Katolisitas.org:

Kristen Protestan adalah salah satu denominasi Kristen yang ada di dunia. Penganut Kristen Protestan memiliki keyakinan bahwa keselamatan manusia melalui iman kepada Yesus Kristus. Bagi mereka Alkitab adalah otoritas tertinggi dalam kepercayaan dan praktik keagamaan.

Secara umum sejarah Kristen Protestan bermula karena gerakan reformasi pada abad ke-16 yang dipimpin Martin Luther tahun 1517. Pemikiran utama dalam gerakan reformasi tersebut adalah membersihkan gereja dari praktik yang dianggap salah dalam Alkitab.

Berikutnya adalah Kristen Katolik yang percaya Yesus Kristus adalah Putra Allah yang menyelamatkan umat manusia dari dosa melalui kematian dan kebangkitan. Mereka juga percaya pada Trinitas, yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu dalam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Gereja Katolik memiliki struktur hirarkis yang ketat dan memiliki Paus sebagai kepala Gereja. Mereka menganggap Alkitab dan tradisi Gereja sebagai otoritas dalam kepercayaan dan praktik keagamaan. Selain itu, mereka juga memiliki sakramen dan doa kepada orang-orang kudus sebagai bagian dari praktik keagamaan.

3. Kekristenan Ortodoks

Perbedaan terakhir adalah kekristenan ortodoks denominasi Kristen yang berasal dari Timur. Kekristenan ortodoks merupakan denominasi Kristen paling tua yang masih ada hingga saat ini.

Kekristenan Ortodoks mempercayai Trinitas dan mempertahankan ritual dan tradisi gereja sejak awal berdiri. Dalam praktik agama Kristen Ortodoks memiliki liturgi yang khas. Mereka tidak menganggap Paus sebagai kepala gereja. Setiap gereja Ortodoks memiliki kepala gereja mereka sendiri yang dipimpin oleh uskup.

Demikian mengenal perbedaan Kristen Protestan, Katolik dan ortodoks.

Perbedaan antara Kristen Protestan dan Kristen Katolik sering kali menimbulkan tanda tanya besar di kalangan banyak orang. Banyak yang masih beranggapan bahwa agama Kristen Protestan itu sama dengan agama Katolik. Padahal nyatanya, kedua agama tersebut sedikit berbeda dari beberapa hal.

Pada awalnya, semua umat Kristen Bersatu di bawah Gereja Katolik yang dipimpin seorang Paus. Namun pada tahun 1517, Martin Luther memulai gerakan reformasi untuk memisahkan diri dari Gereja Katolik akibat adanya kebijakan gereja yang ketika itu dianggap menyimpang dari apa yang dituliskan pada Alkitab. Salah satunya adalah kegiatan jual beli surat penghapusan dosa, yang menurutnya kegiatan mengakui dosa harusnya dilakukan secara langsung pada Tuhan Yesus. Untuk itu, Martin Luther dan pengikutnya memisahkan diri dari Gereja Katolik dan membentuk aliran agama baru yang disebut sebagai Kristen Protestan.

Setelah mengetahui sedikit sejarah terpisahnya dua agama tersebut, berikut ini beberapa perbedaan lain dari Protestan dan Katolik yang perlu kamu ketahui.

Cara berdoa antara kedua agama sedikit berbeda. Umat Katolik berdoa dengan diawali dan diakhiri dengan Tanda Salib, yakni gerakan menyentuh kening, dada, dan kedua sisi bahu. Sedangkan umat Kristen tidak berdoa seperti itu, umat Kristen hanya melipat tangan dan menutup kedua matanya tanpa ada gerakan-gerakan khusus yang harus diikuti.

Selain itu, dalam agama Katolik diajarkan doa-doa yang wajib untuk dipanjatkan pada hari raya tertentu, seperti Doa Ratu Surga, dan lain-lain. Umat Katolik juga bisa berdoa pada Bunda Maria, seperti beberapa doa wajib yang ada dalam liturgi keagamaannya. Sedangkan umat Kristen tidak berdoa kepada Bunda Maria, melainkan hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Umat Kristen Protestan hanya terikat pada satu Kitab Suci saja, yakni Alkitab. Kitab tersebut merupakan satu-satunya buku Tuhan, pedoman hidup, dan kitab penuh ajaran dan larangan yang datang dari Allah. Untuk itu, umat Kristen sangat mematuhi setiap firman yang tertulis di dalam Alkitab tersebut.

Berbeda dengan Kristen Protestan, umat Katolik tidak mendasarkan kepercayaan mereka hanya pada satu kitab saja. Tidak hanya Alkitab, umat Katolik juga terikat oleh beberapa tradisi Gereja Katolik Roma dan kitab tambahan yang disebut Deuterokanonika.

Umat Kristen Protestan dan Katolik juga memiliki pandangan yang berbeda mengenai gerejanya. Bagi umat Katolik, Gereja Katolik merupakan satu-satunya gereja sejati di seluruh dunia, dan berada di bawah kepemimpinan Paus di Roma.

Hal ini berbeda dengan Kristen Protestan. Bagi umat Kristen, tidak ada satu gereja utama yang menjadi gereja sejati. Ada berpuluh-puluh ribu gereja di seluruh dunia dan seluruh gereja tersebut dianggap setara secara resmi.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Pemuka agama pada umat Katolik biasa disebut sebagai Pastor. Merekalah yang biasa berkotbah dan memimpin jalannya hari raya keagamaan yang besar. Pastor hanya berasal dari kaum laki-laki dan dilarang melakukan hal-hal duniawi seperti menikah.

Sedangkan pemuka agama pada umat Kristen Protestan adalah Pendeta. Mereka juga yang memimpin jalannya acara keagamaan dan ibadah setiap minggunya. Berbeda dengan Pastor, siapa pun bisa menjadi Pendeta, entah itu laki-laki maupun perempuan. Seorang Pendeta juga diberi kebebasan untuk menikah.

Baca Juga: Apa Itu Misa dalam Agama Kristen? Ini Penjelasannya!

Perbedaan lain antara Kristen Protestan dan Kristen Katolik terletak pada jumlah sakramen yang dilakukannya. Umat Katolik melakukan tujuh buah sakramen, yakni Baptis, Krisma, Ekaristi, Perkawinan, Pengurapan, Imamat, dan Pengakuan dosa. Gereja Katolik percaya bahwa sakramen-sakramen tersebut dilembagakan oleh Yesus Kristus dan dapat menganugerahkan rahmat Tuhan.

Sedangkan umat Kristen Protestan hanya mengakui dua sakramen, yakni Pembaptisan dan Perjamuan kudus, atau yang disebut Ekaristi dalam Gereja Katolik. Kedua hal ini merupakan ritual simbolik yang menandakan penerimaan tubuh Kristus ke dalam hidup setiap umat-Nya dan diterima melalui iman dan kepercayaan.

Pandangan terhadap Ekaristi dari umat Katolik dan Kristen Protestan pun sedikit berbeda. Ekaristi merupakan ritual untuk memperingati Perjamuan Terakhir Yesus Kristus dengan murid-murid-Nya sebelum mati disalibkan. Di Gereja Protestan, mereka yang telah dibaptis dapat diizinkan untuk memimpin Perjamuan Tuhan. Hal itu tidak dibolehkan di Gereja Katolik.

Selain itu, pada Gereja Katolik, roti dan anggur yang diterima merupakan perwujudan Kristus dan karenanya dapat didoakan. Namun bagi umat Protestan, roti dan anggur merupakan simbol untuk memperingati tubuh dan darah Kristus yang mau disalibkan demi menyelamatkan manusia dari dosa.

Umat Katolik yang telah dibaptis wajib memiliki nama baptis untuk disematkan di depan nama mereka. Nama baptis ini diberikan berdasarkan orang kudus yang telah memiliki gelar berupa Santo atau Santa. Beberapa contoh nama baptis adalah Maria, Ursula, Petrus, Michael, dan lain-lain.

Umat Kristen Protestan tidak diwajibkan memiliki nama baptis setelah dibaptis. Banyak umat Kriten yang sejak lahir memiliki nama-nama dari Alkitab, seperti Daniel, Zefanya, dan lain-lain.

Itulah dia sederet perbedaan agama Kristen Protestan dengan Kristen Katolik. Pada akhirnya, kedua agama tersebut sama-sama menyembah dan berdoa pada Yesus Kristus, hanya saja cara beribadah dan tradisinya saja yang sedikit berbeda satu sama lain.

Baca Juga: 17 Bahan Khotbah Kristen Berlandaskan Alkitab

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Mengapa Kitab Suci Katolik Mempunyai Jumlah Kitab Lebih Banyak daripada Kitab Suci Protestan?

Oleh Romo Richard Lonsdale

Kitab Suci Katolik terdiri dari 72 kitab (45 kitab PL + 27 kitab PB), sementara kebanyakan Kitab Suci Protestan hanya terdiri dari 66 kitab. Kitab yang hanya terdapat dalam Kitab Suci Katolik semuanya merupakan bagian dari Perjanjian Lama. Selain itu terdapat juga beberapa ayat dalam kitab-kitab tertentu yang hanya terdapat dalam Kitab Suci Katolik. Mengapa terjadi perbedaan demikian? Jawabannya amat rumit, tetapi secara sederhana dapat dijelaskan seperti berikut ini.

Orang-orang Yahudi menulis Perjanjian Lama, tetapi mereka tidak secara "resmi" menuliskan daftar atau kanon dari kitab-kitab tersebut sampai akhir abad kedua. Sekelompok orang Yahudi khawatir kalau-kalau pada akhirnya tulisan-tulisan Kristen juga akan dimasukkan orang ke dalam kanon mereka. Untuk mencegah hal tersebut, setelah melalui debat yang panjang, mereka memutuskan untuk mencantumkan hanya kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani saja yang termasuk dalam kanon mereka. Dengan demikian mereka dapat mengeluarkan kitab-kitab Kristen yang semuanya ditulis dalam bahasa Yunani. Namun demikian, ada pula beberapa bagian dari kitab Perjanjian Lama yang hanya tersedia salinannya dalam bahasa Yunani, sedangkan kitab aslinya yang ditulis dalam bahasa Ibrani telah hilang. Dengan demikian kitab-kitab tersebut, yang dulunya juga mereka terima, ikut dikeluarkan dari kanon Yahudi.

Gereja Katolik tidak mengikuti keputusan mereka. Terutama karena beberapa kitab yang ditulis dalam bahasa Yunani mendukung doktrin (doktrin = ajaran) Katolik, misalnya tentang Roh Kudus. Gereja Katolik tidak membuat daftar atau kanon resmi sampai beberapa abad kemudian. Sejak awal mula Gereja Katolik menerima semua kitab yang sekarang ada dalam Kitab Suci kita.

Kitab-kitab Perjanjian Lama yang diakui baik oleh Gereja Katolik maupun Gereja Protestan disebut Protokanonika (protokanonika: kanon yang pertama). Kitab-kitab Perjanjian Lama yang diakui oleh Gereja Katolik tetapi tidak diakui oleh Gereja Protestan di tempatkan di bagian antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian ini oleh Gereja Katolik disebut Deuterokanonika (deuterokanonika: kanon yang kedua), sedang oleh Gereja Protestan disebut Apokrip (apokrip : buku-buku keagamaan yang baik untuk dibaca tetapi tidak diilhami Roh Kudus).

Hingga kini Gereja Katolik terus mempertahankan serta menghormati kitab-kitab seperti yang telah diterima oleh Gereja Kristen Purba. Jika Kitab Suci yang mereka wariskan itu baik bagi mereka, tentu baik pula bagi kita. Coba bacalah kisah menarik tentang Tobit, dan coba baca juga nasehat-nasehat berharga dalam Kitab Kebijaksanaan di Kitab Suci Katolik-mu.

sumber: Romo Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com

tambahan: Romo Dr. H. Pidyarto O.Carm; “Mempertanggungjawabkan Iman Katolik buku kesatu”

Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.”

Selama ini yang kita tau di Indonesia ada dua agama Kristen yaitu Protestan dan Katolik. Nah, Mama dan Papa di sini udah pada tau belum apa perbedaannya?

Menurut saya ini penting untuk diketahui dan diajarkan ke anak. Karena, kita hidup kan berdampingan dengan orang lain, yang pastinya punya latar belakang berbeda, termasuk dalam urusan beragama.

Yuk biar nggak bingung lagi, kali ini saya rangkum 12 Perbedaan Agama Kristen Protestan dan Katolik. Simak selengkapnya ya!

1. Katolik mengakui Paus, sementara Protestan tidak. Paus merupakan pemimpin tertinggi umat Katolik. Paus saat ini ialah Paus Fransiskus I, yang menggantikan Paus Benedictus XVI, dan kini bertahta di Vatikan, Roma. Di satu sisi, Protestan tidak mengakui adanya Paus.

2. Katolik membuat tanda salib, sementara Protestan tidak. Perbedaan Agama Kristen Protestan dan Katolik selanjutnya terletak pada simbol salib. Biasanya sebelum makan orang Katolik memmbuat tanda salib. Sementara Protestan tidak dan langsung berdoa seperti biasa.

3. Perbedaan pada kitab suci. Meski sama-sama memiliki kitab suci Alkitab, rupanya ada perbedaan antara Katolik dan Protestan nih Ma, Pa. Alkitab pada Katolik ada tambahan 12 kitab yang dinamakan Deutero-Kanonika. Dimana kitab-kitab tersebut tidak mengakui kebenaran agama Protestan.

4. Masalah penafsiran kitab suci. Selanjutnya ada perbedaan masalah penafsiran kitab suci. Dalam agama Katolik, orang biasa tidak diperkenankan menafsirkan kitab suci. Dimana satu-satunya yang boleh menafsirkan adalah Magisterium atau ahli agama yang berpusat di Roma. Sedangkan ajaran Protestan, semua orang punya hak dalam menafsirkan kitab suci.

5. Perbedaan dalam peribadatan. Kalo peribadatan orang Katolik, biasanya disebut dengan misa, sedangkan pada Protestan disebut dengan kebaktian. Tapi dalam hal tata cara pelaksanaannya, semuanya sama, yaitu dilaksanakan pada hari minggu.

6. Katolik mengkultuskan Bunda Maria, sementara Protestan melarang. Orang Katolik sangat mengkultuskan Bunda Maria, Ibunda dari Yesus Kristus. Mereka sangat mencintai dan menghormati Bunda Maria, bahkan dalam Katolik ada kebiasaan berdoa rosario dan ziarah ke Goa Maria. Sedangkan di Protestan, mereka tidak ada kebiasaan seperti itu, karena ajarannya memang melarang pengkultusan Bunda Maria.

7. Katolik mengakui para orang kudus (santo-santa), sementara Protestan tidak. Orang kudus adalah orang yang memiliki iman sangat kuat, sehingga dipercaya masuk surga. Perempuan disebut santa dan laki-laki disebut santo. Nama-nama ini biasanya banyak digunakan pada nama gereja seperti Santo Petrus atau Santa Maria. Sedangkan pada Protestan, pemujaan pada santo dan santa sangatlah dilarang.

8. Pemuka agama Katolik punya hierarki atau tingkatan, sementara Protestan tidak. Pemuka agama di Katolik punya hierarki atau tingkatan gitu, mulai dari Romo/Pastur, Uskup, Kardinal, Paus. Jadi bisa naik jabatan gitu. Sementara pemuka agama Protestan tidak memiliki hierarki seperti itu. Selama ini yang kita tau pemuka agama Protestan ialah Pendeta.

9. Pemuka agama Katolik tidak boleh menikah, sementara Protestan boleh. Perbedaan berikutnya terlihat pada perizinan menikah untuk pemuka agama masing-masing. Untuk agama Katolik, pemuka agama tidak boleh menikah. Sementara pada Protestan, pemuka agama boleh menikah.

10. Dalam  Protestan, perempuan boleh menjadi pemuka agama, sementara Katolik dilarang. Pada agama Protestan, kaum perempuan diperbolehkan menjadi pemuka agama (pendeta). Sedangkan pada Katolik, hanya laki-laki yang boleh menjadi pemuka agama (pastur). Tapi perempuan Katolik boleh mempersembahkan dirinya kepada Tuhan, dengan menjadi biarawati.

11. Katolik boleh menggunakan patung, sedangkan Protestan tidak. Kalo diperhatikan nih, gereja Katolik banyak dihiasi patung-patung mulai dari Patung Yesus, Bunda Maria, hingga para Santo atau Santa dan malaikat. Sementara kaum Protestan melarang hal tersebut. Karenanya, banyak orang Katolik menggunakan salib dengan patung Yesus di tengahnya, sementara Protestan tidak.

12. Katolik mengakui 7 sakramen, sementara Protestan hanya 2. Sakramen adalah bentuk upacara suci yang wajib dilakukan umat Kristiani sepanjang hidup. Nah, di Gereja Katolik mengakui ada 7 sakramen, yaitu Baptis, Krisma, Ekaristi, Immamat, Pernikahan, Pengakuan Dosa dan Pengurapan Orang Sakit. Kalo di Protestan, hanya ada dua sakramen yaitu Baptis dan Ekaristi.

Itu tadi 12 Perbedaan Agama Kristen Protestan dan Katolik. Sekarang sudah tau kan? Jangan lupa, ajarkan ke anak juga ya. Semoga bermanfaat!

Protestanisme lahir sebagai hasil dari gerakan Reformasi yang dimulai pada awal abad ke-16. Berikut adalah rangkaian peristiwa penting dalam sejarah lahirnya Protestanisme:

1. Awal Mula (1517): Gerakan Reformasi Protestan secara resmi dimulai pada 31 Oktober 1517, ketika Martin Luther, seorang biarawan dan profesor teologi di Wittenberg, Jerman, menempelkan 95 Tesis di pintu Gereja Kastil Wittenberg. Tesis ini berisi kritik terhadap praktik penjualan indulgensi dan beberapa ajaran Gereja Katolik Roma.

2. Penyebaran Ide Reformasi (1518-1521): Ide-ide Luther menyebar dengan cepat berkat teknologi percetakan yang baru ditemukan. Pada tahun 1521, Luther dieksomunikasi oleh Paus Leo X dan dinyatakan sebagai orang buangan oleh Kaisar Charles V dalam Diet of Worms.

3. Perkembangan di Swiss (1519-1531): Sementara itu, di Swiss, Ulrich Zwingli memulai gerakan reformasi independen di Zurich. Zwingli menekankan interpretasi literal Alkitab dan menolak banyak tradisi Katolik.

4. Munculnya Calvinisme (1536): John Calvin, seorang reformator Prancis, menerbitkan karyanya yang terkenal, "Institutes of the Christian Religion" pada tahun 1536. Calvin mengembangkan teologi yang sistematis yang menjadi dasar bagi banyak gereja Reformed.

5. Reformasi di Inggris (1534): Di Inggris, Raja Henry VIII memutuskan hubungan dengan Gereja Katolik Roma dan mendirikan Gereja Anglikan, meskipun motivasinya lebih bersifat politik daripada teologis.

6. Konflik dan Perang Agama (1546-1648): Periode ini ditandai dengan berbagai konflik antara penganut Katolik dan Protestan, termasuk Perang Schmalkaldic (1546-1547) dan Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648).

7. Perdamaian Westphalia (1648): Perjanjian ini mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun dan secara resmi mengakui keberadaan agama Protestan di samping Katolik di Eropa.

8. Perkembangan Global: Setelah periode ini, Protestanisme terus berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia melalui kegiatan misionaris dan kolonisasi.

Sejarah lahirnya Protestanisme menunjukkan bahwa gerakan ini muncul sebagai respons terhadap praktik-praktik dalam Gereja Katolik Roma yang dianggap menyimpang dari ajaran Alkitab. Para reformator seperti Martin Luther, John Calvin, dan Ulrich Zwingli memainkan peran kunci dalam membentuk teologi dan praktik Protestan yang kita kenal saat ini.