Kaisar Romawi Pertama
Dia pernah mengasingkan putrinya sendiri
Sebagai pendukung nilai-nilai tradisional, Augustus membangun dan memperbarui banyak kuil selama masa pemerintahannya, mendorong perkawinan dan persalinan. Namun pada 2 SM ia harus menerima kenyataan jika putri satu-satunya, Julia, telah berhubungan di luar nikah dengan banyak pria berpengaruh, termasuk putra Mark Antony. Akibatnya, ia pun mengasingkan anaknya itu ke pulau berbatu Ventotene.
Meskipun kemudian dia mengizinkannya untuk pindah ke tempat yang tidak begitu terisolasi, di mana dia tidak pernah melihatnya lagi. Augustus juga membuang cucunya karena tuduhan perzinahan, meskipun dalam kedua kasus tersebut para sejarawan percaya ada faktor-faktor tambahan yang mungkin berperan.
Augustus bukanlah nama lahirnya
Augustus awalnya terlahir dengan nama Gayus Octavius, tetapi ia mengubah namanya menjadi Gayus Julius Caesar Octavianus, alias Octavianus, setelah diadopsi oleh paman buyutnya.
Tujuh belas tahun kemudian, Senat menghadiahinya dengan nama Augustus, yang berarti "Yang Terhormat." dan divi filius (putra dewa) Augustus tidak pernah menyebut dirinya monarkis atau diktator, dan ia hidup dalam lingkungan yang relatif sederhana. Namun karena ia mengumpulkan kekuatan tertinggi Romawi, para sejarawan kemudian menyebutnya sebagai kaisar pertama Roma.
Empat Kaisar Baik (96 – 180)
Anak-anak Konstantinus (337 – 361)
Catatan: Konstantinus II dan Konstans kemudian tewas, meninggalkan Konstantius II sebagai penguasa tunggal.
Kaisar Romawi adalah gelar yang digunakan oleh penguasa Kekaisaran Romawi dari masa berdirinya oleh Augustus pada 27 SM hingga jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, dan dilanjutkan dalam Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) hingga Konstantinopel jatuh pada tahun 1453 M. Gelar ini pertama kali diperkenalkan oleh Gaius Julius Caesar, tetapi penggunaannya sebagai gelar kekaisaran dimulai oleh penerusnya, Augustus, yang dianggap sebagai kaisar pertama. Kaisar Romawi memiliki kekuasaan tertinggi dalam politik, militer, dan keagamaan Romawi.
Julius Caesar, yang berasal dari keluarga patricius, memainkan peran penting dalam peralihan Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Pada tahun 44 SM, Caesar diangkat sebagai diktator seumur hidup, sebuah gelar yang memperkuat kekuasaannya. Namun, pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM memicu perang saudara di Romawi yang berlangsung hingga 27 SM, ketika kemenangannya disahkan oleh Senat, menjadikannya sebagai "Princeps Senatus" atau "pemimpin pertama senat." Augustus tidak menyebut dirinya sebagai "kaisar" secara langsung, tetapi kekuasaannya diakui sebagai kekuatan de facto.
Octavianus, yang kemudian dikenal sebagai Augustus, adalah penerus Julius Caesar dan dianggap sebagai kaisar pertama Romawi. Augustus mendirikan fondasi Kekaisaran Romawi dengan mengonsolidasikan kekuasaan di tangannya, termasuk komando militer tertinggi dan hak untuk menunjuk pejabat tinggi. Pada masa pemerintahannya (27 SM–14 M), Augustus memperkenalkan reformasi dalam pemerintahan, militer, dan sistem perpajakan yang meningkatkan stabilitas dan kemakmuran Romawi, serta memulai masa yang dikenal sebagai "Pax Romana" atau "Perdamaian Romawi."
Krisis pada Abad Ketiga (235 – 284)
uCatatan: Krisis abad ke-3 biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah keadaan kacau di Kekaisaran Romawi antara tahun 235 dan 284, yang hampir menyebabkan kehancuran Kekaisaran Romawi. Pada periode ini, Kekaisaran dipimpin oleh kira-kira 25 Kaisar. Periode ini dianggap berakhir setelah Diocletian berkuasa.
Augustus (27 SM - 14)
Banyak yang mengira nama Julius Caesar pasti berada di posisi pertama. Tetapi, Caesar bukanlah seorang kaisar, melainkan seorang pemimpin terakhir di era Republik Romawi. Dan Caesar pun selanjutnya menjadi seorang diktator seumur hidup.
Setelah pembunuhannya pada tahun 44 SM, calon pewaris takhtanya, yakni Gaius Julius Caesar Octavianus berhasil menyisihkan semua pesaingnya untuk menguasai Romawi. Senat Romawi kemudian mengangkatnya sebagai kaisar pertama dengan gelar Kaisar Octavianus Augustus pada tahun 27 SM.
Patung Kaisar Augustus di Via dei Fori Imperiali- Rome. Sumber: Szilas / wikimedia
Patung Kaisar Augustus di Via dei Fori Imperiali- Rome. Sumber: Szilas / wikimedia
Sebagai kaisar Romawi, Augustus memimpin transformasi Romawi. Dari zaman Republik ke era Kekaisaran. Mulai dari periode penuh gejolak sampai membawa Romawi ke masa penuh kedamaian, kesejahteraan dan kemegahan yang dikenal dengan sebutan Pax Romana.
Lihat Sosbud Selengkapnya
Krisis Abad Ketiga dan Tetrarki
Setelah runtuhnya Dinasti Severa, Romawi mengalami masa krisis internal yang disebut Krisis Abad Ketiga (235–284 M), di mana terjadi pergantian kaisar yang cepat, invasi barbar, dan ketidakstabilan ekonomi. Untuk mengatasi krisis ini, Kaisar Diokletianus memperkenalkan sistem Tetrarki, di mana kekuasaan dibagi antara dua kaisar senior (augustus) dan dua kaisar junior (caesar). Sistem ini untuk sementara berhasil memulihkan stabilitas, tetapi tidak lama setelah pengunduran diri Diokletianus, kekuasaan kembali terpusat di tangan Konstantinus Agung.
Kekaisaran Romawi Barat dan Timur
Pada abad ke-4, Kekaisaran Romawi secara efektif dibagi menjadi dua bagian: Kekaisaran Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Kekaisaran Romawi Timur (kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Bizantium) yang berpusat di Konstantinopel. Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada tahun 476 M setelah serangkaian serangan dari suku-suku barbar seperti Visigoth dan Vandal. Namun, Kekaisaran Romawi Timur terus bertahan hingga jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 M.